Tampilkan postingan dengan label Berita Kesehatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita Kesehatan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 28 September 2018

Aray Daulay Diduga Meninggal karena Infeksi Paru

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

aray-daulay-doktersehat
Photo Source: Twitter/ray_d_sky

DokterSehat.Com– Musisi Aray Daulay yang pernah tergabung dalam grup band Plastik dan Steven & Coconut Treez dikabarkan meninggal pada Jumat, 28 September 2018 dini hari di Bali. Menurut pengamat musik Adib Hidayat, Aray diduga meninggal karena infeksi paru. Sehari sebelumnya, Aray sempat mengeluhkan sensasi sakit di tubuhnya kemudian jatuh pingsan dan akhirnya meninggal dunia.

Belum jelas penyakit infeksi paru apa yang dialami oleh Aray. Hanya saja, Medical News Today menyebutkan bahwa penyakit paru-paru membunuh sekitar 4 juta orang setiap tahunnya. Mengingat masyarakat di seluruh dunia cenderung masih menyepelekan pemeriksaan kesehatan paru-paru, maka ada kemungkinan jumlah kasus ini cenderung meningkat.

Salah satu jenis infeksi paru yang paling dikenal oleh masyarakat adalah tuberkulosis atau TB. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri bernama mycobacterium tuberculosis dan bisa menular. Selain menyerang paru-paru, TB juga bisa menyerang otak dan tulang. Jika sampai seseorang mengidap penyakit ini, mau tidak mau ia harus menjalani pengobatan hingga setengah tahun tanpa putus.

Jenis infeksi paru lainnya yang patut untuk kita waspadai adalah pneumonia. Penyebab dari masalah kesehatan ini adalah berbagai macam pathogen, termasuk virus dan bakteri. Yang tidak banyak orang sadari adalah, pneumonia adalah penyebab kematian anak dengan usia di bawah 5 tahun paling banyak di seluruh dunia selain influenza. Mereka yang memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh di usia lanjut juga rentan untuk terkena penyakit ini.

Selain pneumonia dan tuberkulosis, ada baiknya kita juga mewaspadai infeksi paru jenis lainnya, yakni bonkritis kronis. Biasanya, gejala dari masalah kesehatan ini adalah batuk yang tak kunjung sembuh dalam waktu yang lama. Sebagian pakar kesehatan menyebut bonkritis kronis sebagai salah satu jenis dari penyakit paru obstruktif kronis yang bisa dipicu oleh infeksi virus ataupun bakteri. Beruntung, penyakit ini bisa diobati dengan antibiotik.

Infeksi paru berikutnya yang perlu diwaspadai adalah cystic fibrosis yang ditandai dengan munculnya lendir yang sangat pekat di jaringan paru sehingga menghambat saluran udara. Penyakit ini bisa menyerang anak-anak dan memicu gangguan pertumbuhan.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Viral, Ada Orang yang Buang Air Besar di Kereta Commuter Line

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

krl-commuter-line-doktersehat
Photo Source: Twitter.com/nukman

DokterSehat.Com– Media sosial Twitter dihebohkan dengan unggahan dari akun @catterpink yang menyebutkan bahwa ada orang yang buang air besar di kereta commuter line. Unggahan pada 27 September 2018 pukul 20.22 WIB ini menunjukkan bahwa posisi kereta 1428 sedang ada di kawasan Jatinegara. Kejadian ini berlangsung di gerbong 10. Pemilik akun ini sudah melaporkan kasus ini ke akun Twitter @CommuterLine dan @krlmania.

Banyak orang yang kemudian membalas cuitan ini dengan menceritakan pengalaman yang hampir serupa. Hanya saja, ada orang yang berpikir jika orang yang sampai buang air besar di kereta commuter line ini sedang mengalami diare atau masalah pencernaan sehingga tidak lagi mampu menahannya.

Banyak pengguna Twitter lain yang juga mengaku pernah harus menahan keinginan buang air besar saat terjebak kemacetan atau saat berada di tengah-tengah angkutan umum.

Jika kita juga mengalami kondisi yang cukup memalukan ini dan tak kunjung bisa menemukan toilet, pakar kesehatan menyarankan kita untuk lebih tenang dan tidak mudah panik. Cobalah untuk berdiri atau berbaring demi menahan buang air besar.

Jangan melakukan posisi duduk atau berjongkok karena hal ini justru akan membuat tekanan untuk melakukan buang air besar meningkat. Dengan posisi berdiri atau berbaring, maka tekanan pada perut bisa berkurang sehingga kita pun bisa menahan buang air besar hingga menemukan toilet.

Ada baiknya kita berusaha untuk buang air besar sebelum melakukan perjalanan atau menghadiri acara penting agar tidak mengalami kejadian memalukan ini. Selain itu, cobalah untuk tidak mengonsumsi makanan yang kaya akan serat atau bisa memproduksi gas seperti sayuran, kacang-kacangan, dan buah-buahan beberapa jam sebelum ada acara penting yang dikhawatirkan bisa memicu keinginan untuk buang air besar.

Bagaimana cara merangsang buang air besar sebelum kita melakukan aktivitas? Cobalah untuk minum kopi yang bisa membantu kita ingin melakukannya.

Menahan buang air besar memang bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh seperti konstipasi di kemudian hari. Karena alasan inilah jika memang kita sudah ingin melakukannya, segera pergi ke toilet demi mengosongkan perut.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Kamis, 27 September 2018

16 Orang Ini Rela Menjadi ‘Vampir’ Demi Penelitian

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

Doktersehat-radang-usus
Photo Credit: Flickr.com/Janusz Wilczek

DokterSehat.Com– Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal berjudul United European Gastroenterology Journal mengungkap sebuah fakta mengejutkan, yakni 16 orang diminta untuk menjadi ‘vampir’ dengan cara meminum darahnya sendiri demi mencari tahu cara yang tepat dalam mendiagnosis masalah kesehatan pencernaan seperti penyakit Crohn.

Dilansir dari Live Science, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui fungsi dari protein bernama calprotectin di dalam saluran pencernaan. Protein ini cenderung muncul tatkala usus di dalam tubuh mengalami peradangan. Selain itu, protein ini juga akan bisa ditemukan di dalam kotoran dan menandakan bahwa di dalam perut sedang terjadi pendarahan.

Dalam penelitian ini, para ilmuwan mampu menghitung seberapa banyak calprotein di dalam kotoran para partisipan sehingga mampu menentukan apakah partisipan ini sedang mengalami pendarahan di dalam perut atau tidak.

Dari 16 partisipan yang dilibatkan, 12 diantaranya berjenis kelamin wanita dan sisanya adalah kaum pria. Mereka kemudian diminta untuk meminum darah dengan jumlah 100 ml dan 300 ml. Satu bulan kemudian, para partisipan yang mengonsumsi darah 100 ml diminta untuk meminum darah dengan jumlah 300 ml.

Sebaliknya, partisipan yang sebelumnya diminta untuk minum 300 ml darah kemudian diminta untuk minum darah dengan ukuran 100 ml. Selain meminumnya secara langsung, sebagian partisipan juga menyuntikkan darah ini langsung ke perutnya dengan peralatan khusus.

Sebagian partisipan mengaku mengalami gejala mual-mual, diare, atau bahkan konstipasi setelah minum darah. Bahkan, ada partisipan yang menyebut kotoran BAB mereka memiliki warna sangat gelap yang menandakan bahwa ada darah di saluran pencernaannya. Sampel kotoran para partisipan yang dikeluarkan 2 hari sebelum percobaan dimulai dan saat mereka menjalani penelitian pun diambil dan dibandingkan.

Hasilnya adalah, terjadi peningkatan kadar protein calprotectin di sampel kotoran partisipan setelah minum darah. Hanya saja, peningkatan ini tidak mencapai 200 mikrogram per gram yang menandakan bahwa terjadi peradangan pada usus.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah, keberadaan protein calprotectin dalam jumlah tinggi bisa menandakan peradangan usus yang harus ditangani dengan tepat. Hanya saja, jika jumlah protein ini tidak terlalu banyak, dokter bisa mengecek gejala lainnya demi mendapatkan diagnosis yang tepat.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Rabu, 26 September 2018

HIV Bisa Ditularkan Lewat Facial?

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

doktersehat-hiv

DokterSehat.Com– Belakangan ini di media sosial sedang cukup ramai bahasan tentang perawatan kecantikan facial yang bisa menyebabkan penularan HIV. Bahasan ini ramai setelah akun Instagram @catwomanizer milik Andrea Gunawan mengunggah kisah dari salah satu pengikutnya yang mengaku tertular HIV gara-gara melakukan perawatan kecantikan tersebut.

Dalam unggahan tersebut, diceritakan bahwa sang wanita tidak pernah berhubungan intim dengan pria lain selain suaminya. Padahal, suaminya sama sekali tidak memiliki HIV. Ia pun berpikir jika hal ini sepertinya disebabkan oleh kebiasaannya melakukan facial.

“Kemungkinan saya tertular akibat facial. Menurut dokter yang memeriksa saya, klinik tempat facial yang saya lakukan peralatannya tidak steril. Saat melakukan pencet jerawat itulah kemungkinan saya tertular,” tulis sang wanita.

Andrea yang merupakan aktivis kesehatan ini juga menceritakan kisah lain tentang penularan penyakit seperti hepatitis B dan hepatitis C akibat facial, akupuntur, suntik vitamin C, atau penggunaan alat cukur.

Menurut Andrea, kemungkinan penularan penyakit-penyakit ini melalui praktik perawatan kecantikan sangat kecil meskipun masih memungkinkan untuk terjadi. Hal ini disebabkan oleh virus HIV yang biasanya menular melalui cairan alat kelamin seperti cairan sperma atau cairan vagina, anus, darah, dan ASI. Hanya saja, untuk kasus facial atau perawatan kecantikan ini, bisa jadi peralatan yang dipakai masih memiliki darah yang tertinggal dari orang yang memiliki HIV. Biasanya, virus ini akan mati setelah terpapar udara bebas atau cahaya matahari, namun, dalam beberapa kasus yang cukup langka, bisa jadi virus ini masih mampu bertahan hidup.

Dilansir dari CNN, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CNN) menyebutkan bahwa virus HIV yang tersimpan di dalam jarum suntik di suhu kamar bisa bertahan 7-42 hari, tergantung seberapa panas suhu yang ada. Andrea pun menduga jika penularan yang terjadi pada pengikutnya disebabkan oleh adanya darah yang tertinggal di dalam tabung suntikan.

Melihat adanya fakta ini, Andrea pun menyarankan siapa saja yang ingin melakukan facial atau perawatan kecantikan lainnya untuk memastikan bahwa tempat yang mereka kunjungi memiliki standar prosedur operasi yang jelas dan peralatannya juga telah dipastikan bersih, higienis, dan steril. Pelanggan juga berhak memeriksa kebersihan peralatan yang akan digunakan untuk perawatan.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

HIV Bisa Ditularkan Lewat Facial?

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

doktersehat-hiv

DokterSehat.Com– Belakangan ini di media sosial sedang cukup ramai bahasan tentang perawatan kecantikan facial yang bisa menyebabkan penularan HIV. Bahasan ini ramai setelah akun Instagram @catwomanizer milik Andrea Gunawan mengunggah kisah dari salah satu pengikutnya yang mengaku tertular HIV gara-gara melakukan perawatan kecantikan tersebut.

Dalam unggahan tersebut, diceritakan bahwa sang wanita tidak pernah berhubungan intim dengan pria lain selain suaminya. Padahal, suaminya sama sekali tidak memiliki HIV. Ia pun berpikir jika hal ini sepertinya disebabkan oleh kebiasaannya melakukan facial.

“Kemungkinan saya tertular akibat facial. Menurut dokter yang memeriksa saya, klinik tempat facial yang saya lakukan peralatannya tidak steril. Saat melakukan pencet jerawat itulah kemungkinan saya tertular,” tulis sang wanita.

Andrea yang merupakan aktivis kesehatan ini juga menceritakan kisah lain tentang penularan penyakit seperti hepatitis B dan hepatitis C akibat facial, akupuntur, suntik vitamin C, atau penggunaan alat cukur.

Menurut Andrea, kemungkinan penularan penyakit-penyakit ini melalui praktik perawatan kecantikan sangat kecil meskipun masih memungkinkan untuk terjadi. Hal ini disebabkan oleh virus HIV yang biasanya menular melalui cairan alat kelamin seperti cairan sperma atau cairan vagina, anus, darah, dan ASI. Hanya saja, untuk kasus facial atau perawatan kecantikan ini, bisa jadi peralatan yang dipakai masih memiliki darah yang tertinggal dari orang yang memiliki HIV. Biasanya, virus ini akan mati setelah terpapar udara bebas atau cahaya matahari, namun, dalam beberapa kasus yang cukup langka, bisa jadi virus ini masih mampu bertahan hidup.

Dilansir dari CNN, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CNN) menyebutkan bahwa virus HIV yang tersimpan di dalam jarum suntik di suhu kamar bisa bertahan 7-42 hari, tergantung seberapa panas suhu yang ada. Andrea pun menduga jika penularan yang terjadi pada pengikutnya disebabkan oleh adanya darah yang tertinggal di dalam tabung suntikan.

Melihat adanya fakta ini, Andrea pun menyarankan siapa saja yang ingin melakukan facial atau perawatan kecantikan lainnya untuk memastikan bahwa tempat yang mereka kunjungi memiliki standar prosedur operasi yang jelas dan peralatannya juga telah dipastikan bersih, higienis, dan steril. Pelanggan juga berhak memeriksa kebersihan peralatan yang akan digunakan untuk perawatan.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Penyakit yang Diidap Al Ghazali Ini Diturunkan Oleh Ayahnya

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

al-ghazali-doktersehat
Photo Source: majunkri.com

DokterSehat.Com– Putra musisi terkemuka Ahmad Dhani, Al Ghazali beberapa saat lalu dikabarkan mengalami kecelakaan lalu lintas di kawasan Condet, Jakarta. Banyak orang yang menuding Al berada dalam pengaruh alkohol saat mengalami kecelakaan ini. Hal ini langsung dibantah oleh pihak keluarganya, termasuk sang ayah. Dhani bahkan sampai memberikan penjelasan lengkap terkait dengan kecelakaan dan kondisi yang menimpa buah hatinya ini.

Saat itu, Al ternyata akan berkunjung ke rumah ibu kandungnya, Maia Estianty di kawasan Cililitan. Saat berkendara, tiba-tiba saja Al pingsan sehingga sampai mengalami kecelakaan. Setelah dibantu warga sekitar, Al pun langsung mengabarkan kondisinya ke keluarganya. Dhani juga menyebutkan bahwa pengaruh obat yang dikonsumsi Al sebelum berkendara menjadi penyebab hal ini.

“Al terkena penyakit EMM (erythema multiforme major). Penyakit ini akibat keracunan obat sehingga tidak semua obat bisa ia konsumsi. Penyakit ini diturunkan dari saya,” ungkap musisi Dewa 19 ini.

Dhani sendiri mengaku menderita penyakit yang sama saat usianya baru 20-an. Hanya saja, tingkat keparahan penyakit EMM yang dialami Dhani dan Al berbeda. Menurut pria asal Surabaya ini, kondisi yang dialami Al jauh lebih parah dibandingkan dengan dirinya.

“Dulu penyakit ini menyerang kelamin saya saja, kalau Al nggak hanya kelamin, bibirnya juga kena,” lanjut Dhani.

Pakar kesehatan menyebut penyakit EMM ini sebagai kondisi yang menyerang siapa saja dengan kondisi badan yang tidak fit. Sebagai informasi, EMM sebenarnya adalah reaksi yang tidak biasa pada kulit akibat adanya infeksi atau konsumsi obat-obatan tertentu. Yang menjadi masalah adalah, kondisi ini bisa berubah menjadi sangat parah pada sebagian kecil orang dan akhirnya menyerang mulut, alat kelamin, hingga mata. Beruntung, penyakit ini tidak menular.

Penyakit EMM disebut-sebut terjadi pada 1 dari 1.500 pria di seluruh dunia. Gejala dari penyakit ini bisa berupa demam, sensasi tidak enak badan, gatal-gatal parah pada kulit, nyeri sendi, lesi kulit seperti bintil, jerawat kecil, atau bahkan biduran. Di bagian mata, akan muncul gejala mata kering dan mata merah, keluarnya cairan, dan sensasi terbakar. Mulut penderitanya juga akan terasa sakit.

Proses pengobatan gejala dari penyakit ini hanya bisa dilakukan sesuai dengan saran dokter. Biasanya, dokter akan memberikan resep obat demi mengatasinya.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.